Pengukuran kualitas air
sumber air |
STANDAR KUALITAS AIR
Ada banyak sumber kriteria dan standar kualitas air - standar yang lain mungkin berasal dari Negara-negara Anggota Uni Eropa, atau dapat diadopsi oleh Dewan atau Parlemen Uni Eropa, atau oleh masing-masing negara, atau mereka dapat dikeluarkan oleh badan-badan internasional.
Parameter Kualitas Air - Interpretasi dan Standar
Lebih lanjut, berbagai level yang ditentukan ini akan mengetahui perbedaan penggunaan yang harus dijaga kualitas airnya. Persyaratan, sehubungan dengan kesesuaian, air untuk keperluan industri, untuk minum, untuk boiler dan sebagainya, mungkin sangat berbeda dan masing-masing mungkin sangat menuntut. Tujuan akhir dari penerapan standard (yang mungkin memerlukan perawatan ekstensif sebelum digunakan) adalah perlindungan penggunaan akhir, baik oleh manusia, hewan, pertanian atau industri. Namun dalam konteks saat ini, yang utama
Pertimbangan terkait dengan menjaga kesehatan masyarakat dan perlindungan seluruh lingkungan perairan. Keduanya memiliki persyaratan kualitas yang sangat tinggi yang saling melengkapi satu sama lain. Sebagai contoh, secara umum, jika air sungai atau danau memenuhi persyaratan perikanan paling ketat, ia akan memenuhi semua atau hampir semua tujuan kualitas lingkungan lainnya [EQO]. Bahkan, Arahan Kerangka Kerja Uni Eropa di bidang Kebijakan Air mendefinisikan EQO tunggal - mencapai dan mempertahankan "status ekologi yang baik.
Di Irlandia asal-usul sebagian besar standar kualitas air diberlakukan sampai saat ini adalah berbagai Arahan UE yang sejak 1975 telah menetapkan kualitas perairan yang diperlukan untuk berbagai penggunaan. Namun, di bawah Arahan yang paling penting, standar aktual yang ada dalam kekuatan hukum diabadikan dalam Peraturan Menteri terkait. Ini memberikan efek dalam hukum Irlandia terhadap kualitas dan persyaratan Arahan lainnya. Penting untuk diingat bahwa Menteri Lingkungan Hidup dan Pemerintah Daerah memiliki (dan melaksanakan) kekuatan untuk mensyaratkan bahwa standar nasional mungkin lebih ketat daripada tingkat yang ditetapkan dalam Arahan. Juga harus dipahami bahwa, dalam hal Regulasi telah dibuat sehubungan dengan Arahan, Regulasi yang harus dipatuhi.
Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu berdasarkan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Kepmen Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air.
Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisika, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna) pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.
Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu parameter fisika, parameter kimia, dan parameter biologi. Ada beberapa syarat utama kualitas air bagi kehidupan biota air, seperti: kadar amonia dan nitrit rendah, bersih secara kimiawi, memiliki ph, kesahadahan, dan temperatur yang sesuai, rendah kadar cemaran organik, dan satabil (Soemarto, 1987)
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia.
Parameter Fisika
a. Suhu
Suhu sangat berpengaruh terhadap proses-proses yang terjadi dalam badan air. Suhu air buangan kebanyakan lebih tinggi daripada suhu badan air. Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi. Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya (Effendi, 2003)
Kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut : (1) jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun. (2) kecepatan reaksi kimia meningkat. (3) kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu.(4) jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya akan mati (Fardiaz, 1992).
Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan, tetapi dapat menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka waktu panjang, misalnya stres yang ditandai dengan tubuh lemah, kurus dan tingkah laku abnormal. Pada suhu rendah, akibat yang ditimbulkan antara lain ikan menjadi lebih rentan terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun.
Menurut Irianto (2005) suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernafasan berupa menurunnya laju pernafasan dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan pingsannya ikan-ikan.
Kordi (2010) menyatakan suhu yang baik untuk kehidupan biota air adalah berkisar antara 23˚C – 32˚C.
b. Kecerahan
Kecerahan erat kaitannya dengan proses fotosintesis. Kecerahan menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna.
Menurut Syukur (2002) kecerahan yang mendukung proses fotosintesis adalah apabila pinggan secchi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan.
c. Kedalaman
Kedalaman suatu perairan sangat menentukan berapa besar penetrasi cahaya matahari yang masuk kedalam perairan. Semakin dalam dan jernih suatu perairan maka tingkat penetrasi cahaya akan semakin tinggi pula.
Menurut Hadiwigeno (1990) kedalaman diukur dengan menggunakan tali yang telah diberi pemberat yang alatnya dimasukkan ke dalam perairan sampai pemberat mencapai dasar perairan.Kemudian pengukuran dimulai dari tali dari permukaan perairan sampai pada alat pemberat.
Suhu sangat berpengaruh terhadap proses-proses yang terjadi dalam badan air. Suhu air buangan kebanyakan lebih tinggi daripada suhu badan air. Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi. Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya (Effendi, 2003)
Kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut : (1) jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun. (2) kecepatan reaksi kimia meningkat. (3) kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu.(4) jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya akan mati (Fardiaz, 1992).
Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan, tetapi dapat menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka waktu panjang, misalnya stres yang ditandai dengan tubuh lemah, kurus dan tingkah laku abnormal. Pada suhu rendah, akibat yang ditimbulkan antara lain ikan menjadi lebih rentan terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun.
Menurut Irianto (2005) suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernafasan berupa menurunnya laju pernafasan dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan pingsannya ikan-ikan.
Kordi (2010) menyatakan suhu yang baik untuk kehidupan biota air adalah berkisar antara 23˚C – 32˚C.
b. Kecerahan
Kecerahan erat kaitannya dengan proses fotosintesis. Kecerahan menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna.
Menurut Syukur (2002) kecerahan yang mendukung proses fotosintesis adalah apabila pinggan secchi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan.
c. Kedalaman
Kedalaman suatu perairan sangat menentukan berapa besar penetrasi cahaya matahari yang masuk kedalam perairan. Semakin dalam dan jernih suatu perairan maka tingkat penetrasi cahaya akan semakin tinggi pula.
Menurut Hadiwigeno (1990) kedalaman diukur dengan menggunakan tali yang telah diberi pemberat yang alatnya dimasukkan ke dalam perairan sampai pemberat mencapai dasar perairan.Kemudian pengukuran dimulai dari tali dari permukaan perairan sampai pada alat pemberat.
Parameter Kimia
a. pH
pH merupakan suatu indeks konsentrasi ion hidrogen dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga dapat dipergunakan sebagai petunjuk baik buruknya suatu perairan sebagai lingkungan hidup. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH.
pH merupakan suatu indeks konsentrasi ion hidrogen dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga dapat dipergunakan sebagai petunjuk baik buruknya suatu perairan sebagai lingkungan hidup. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH.
baca juga : "Pengenalan pH"
Organisme akuatik dapat hidup dalam perairan yang mempunyai nilai pH dengan kisaran toleransi antara basa lemah dan basa lemah. Kondisi pH yang baik bagi pertumbuhan biota air adalah berkisar antar 6,5 – 9.
b. Oksigen Terlarut
Oksigen Terlarut adalah jumlah oksigen terlarut didalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut disuatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahluk hidup dalam air. Kadar oksigen yang baik oada perairan tidak kurang dari 2 mg/l. Semakin banyak jumlah oksigen terlarut maka kualitas air semakin baik.
c. Karbondioksida
Karbondioksida bebas merupakan salah satu gas respirasi yang penting bagi sistem perairan, kandungan karbondioksida bebas dipengaruhi oleh kandungan bahan organik terurai, suhu, pH dan aktivitas fotosintesis.
Karbondioksida diperairan dapat mengalami penurunan bahkan hilang akibat proses fotosintesis, evaporasi dan agitasi air. Perairan yang diperuntukkan untuk kepentingan perikanan sebaiknya mengandung kadar karbondioksida kurang dari 5 mg/l. Kadar karbondioksida lebih dari 5 mg/l masih dapat ditolerir oleh organisme akuatik, namun harus diimbangi dengan kadar o.
Post a Comment